JAKARTA, Peristiwa24.id -
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mendorong penguatan kapasitas pengelola desa wisata agar tercipta efek berganda (multiplier effect). Pelindo pun sejak 2017 menjadikan Desa Adat Penglipuran di Kabupaten Bangli, Bali sebagai desa binaan.
“Penguatan kapasitas pengelola desa wisata menjadi prioritas. Kami berupaya menciptakan efek berganda, yang tidak berhenti pada pelestarian budaya, tapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi warga yang berkelanjutan dan akuntabel serta sejalan dengan bisnis perusahaan yaitu terminal kapal pesiar melalui peningkatan wisatawan kapal pesiar ke Desa Wisata Penglipuran,” kata Direktur SDM dan Umum Pelindo, Dwi Fatan Lilyana dalam keterangannya dikutip Jumat (11/7/2025).
Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Pelindo menjalankan sejumlah inisiatif untuk memperkuat ekosistem pariwisata berkelanjutan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
“Selama tujuh tahun terakhir, kami mendampingi Penglipuran melalui penyediaan infrastruktur pendukung pariwisata, pembentukan tata kelola kelembagaan usaha desa, penyusunan laporan keuangan, hingga peningkatan hospitality pengelola desa,” sebut Dwi.
Sepanjang tahun 2024, desa Panglipuran mencatat 1.023.750 kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Rata-rata kunjungan mencapai 2.652 orang per hari. Sebagai bagian dari pembinaan, Pelindo kembali mendukung penyelenggaraan Penglipuran Village Festival XII pada 10–12 Juli 2025.
Festival bertema “Samskerti Bhumi Jana: Harmoni Menuju Pariwisata Berkelanjutan dan Inklusif” ini menghadirkan berbagai kegiatan budaya, seperti parade gebogan, lomba barong macan, penjor, pertunjukan musik lokal, hingga pameran UMKM. Ratusan warga desa, siswa sekolah, serta pelaku seni dan usaha lokal turut terlibat langsung.
Ketua Panitia Festival, I Komang Kembar Sedana Arta, menyebut kehadiran Pelindo sebagai mitra strategis sangat membantu keberlangsungan festival dan mendukung agenda jangka panjang desa. Penglipuran sendiri telah mendapatkan berbagai pengakuan internasional, termasuk dari UNWTO sebagai salah satu Best Tourism Villages in The World pada 2023.
Tahun ini, desa tersebut kembali meraih penghargaan Kalpataru Lestari dari Kementerian Lingkungan Hidup berkat keberhasilannya menjaga kelestarian alam dan budaya sambil menggerakkan roda ekonomi lokal.
Sumber : Kompas.com