Bandung Barat,Peristiwa24.id
Aktivitas vulkanik Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu yang berada di Kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat berbatasan dengan Kabupaten Subang, Jawa Barat meningkat signifikan sejak Senin (2/6/2025). Akibatnya terjadi gempa dengan frekuensi rendah atau low frequency (LF) dan gempa embusan pun terjadi 100 kali dalam sehari.
Ketua Tim Kerja Gunung Api Badan Geologi, Heruningtyas Desi Purnamasari mengatakan berdasarkan catatan Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu, untuk periode Senin (2/6/2025) telah terjadi 100 kali gempa LF. Sedangkan untuk periode Selasa (3/6/2025) ada sebanyak 134 kejadian gempa LF dalam satu hari.
“Untuk status dari Gunung Tangkuban Parahu saat ini masih di level 1 atau normal,”kata Heruningtyas ditemui di Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu, Lembang, Selasa (3/5/2025) petang.
Meski status Gunung Tangkuban Parahu masih di level normal, Heruningtyas tetap mengingatkan semua pihak untuk tetap mewaspadai peningkatan aktivitas tersebut.
"Masyarakat diimbau harus tetap waspada, mengingat kejadian erupsi pada 2019, yaitu freatik. Kita harus mengantisipasi apabila sewaktu-waktu tejadi erupsi,”ucapnya.
Lebih lanjut Heruningtyas menjelaskan jika peningkatan aktivitas kegempaan yang terjadi kali ini memang mengingatkan pada gejala awal erupsi Gunung Tangkuban Parahu pada 2019.
"Pada 2019 sebelum terjadinya erupsi, lebih dulu diawali dengan inflasi meningkat seperti ini. Kemudian dari kegempaan low frequency juga meningkat. Gempa embusan dan low frequency juga meningkat. Dari data deportasi juga terjadi inflasi," ungkapnya.
Herunintyas pun membenarkan dibandingkan pascaerupsi pada 2019 sampai 2025, peningkatan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu yang terjadi kali ini paling signifikan.
Sumber: www.beritasatu.com