Medan,Peristiwa24.id
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution berkolaborasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Pematangsiantar segera merevitalisasi Pasak Horas di Kota Siantar pada tahun ini.
Agar pembangunan Pasak Horas cepat terealisasi, kata dia, maka menggunakan pembiayaan PT Bank Sumut, namun pembayaran dicicil oleh Pemprov Sumut dan Pemkot Pematangsiantar. Pasar Horas dikenal di tingkat lokal dengan sebutan Pajak Horas.
"Jadi kita minta Bank Sumut untuk pembiayaan, tapi cicilannya ditanggung provinsi dan kota. Nanti uangnya masuk ke PD Pasar, tapi cicilannya kami yang bayar. Kebutuhan biaya dihitung betul-betul," kata dia ketika meninjau Pasar Horas di Kota Siantar, Ahad.
Ia mengatakan tidak ada relokasi pedagang akibat peristiwa kebakaran melanda sekitar 400 kios di Gedung IV, Lantai 2, Pasar Horas Kota Siantar pada 22 November 2024.
Akibat musibah tahun lalu itu, ratusan pedagang saat ini memilih berjualan di sebagian badan jalan di depan Pasar Horas untuk sementara waktu.
Dia mengatakan kebakaran itu masuk kategori bencana. Oleh sebab itu, pemerintah harus turun tangan merevitalisasi bangunan yang rusak.
"Yang kena bencana ini kan pedagang, harus kita pikirkan juga. Kalau kita pindah makin tergores hatinya," ujar Bobby.
Pada kesempatan itu, ia juga menyapa sejumlah pedagang di lokasi bekas kebakaran pasar tahun lalu tersebut.
Mereka banyak mengungkapkan keinginan agar gedung yang terbakar tersebut dapat segera dibangun oleh pemerintah daerah.
Nera Pulungan, pedagang sayur sudah bertahun-tahun berdagang di Pasar Horas, mengaku senang setelah Gubernur Sumut Bobby Nasution meninjau lokasi pasar yang terbakar itu.
Ia mengaku sudah menyampaikan keluhan ratusan pedagang Pasar Horas secara langsung kepada suami Kahiyang Ayu tersebut.
"Sangat senang bisa jumpa langsung dengan Pak Bobby dan menanyakan langsung di dalam tadi. Semoga segera dibangun," ujarnya.
Sudah hampir setahun Nera dan pedagang lainnya berdagang di sebagian badan jalan di depan Pasar Horas.
Ia mengaku penghasilannya juga ikut berkurang lantaran berjualan di sebagian badan Jalan Merdeka Kota Siantar itu.
"Kami dianggap mengganggu fasilitas jalan, jalan pun macet. Kami pun di sini mencari makan, bukan mau ada pro kontra. Kami harap pembangunan ini secepatnya, karena selama ini jualan pun sepi," kata Nera.
Sumber: antaranews.com