Tidak seperti aksi damai biasanya, kali ini massa nyaris terlibat bentrok. Kekecewaan memuncak saat Kapolres tak kunjung hadir untuk menemui mereka. Massa pun memblokade jalan utama, memaksa arus lalu lintas dialihkan satu jalur oleh pihak Satlantas.
Situasi nyaris tak terkendali hingga Wakapolres Musi Rawas, Kompol Hendrik, turun tangan langsung bersama jajaran perwira Polres. Setelah upaya persuasif dilakukan, perwakilan massa akhirnya bersedia berdialog di ruang mediasi Mapolres.
Untung SP, koordinator aksi, menyuarakan tuntutan secara lantang. Ia meminta Polres mengkaji ulang penanganan kasus pemerasan yang sebelumnya menyeret oknum LSM, sekaligus menuntut investigasi mendalam terhadap dugaan suap menyuap antara oknum tersebut dan Kepala Desa Y.
“Kami tidak ingin kasus ini tenggelam begitu saja. Polres harus berani memeriksa Kades Ngadirejo dan mengungkap apakah benar ada praktik kotor di balik persoalan ini,” ujar Untung saat mediasi berlangsung.
Menjawab tuntutan itu, Kompol Hendrik memastikan bahwa Polres siap mengakomodasi aspirasi masyarakat. Ia menyebutkan, sebuah tim khusus telah dibentuk untuk menyelidiki perkara tersebut.
“Kami harap rekan-rekan bisa bersabar. Percayakan proses ini kepada kami. Setiap laporan dan tuntutan akan kami tangani secara objektif,” tegas Hendrik.
Aksi kemudian ditutup dengan tertib. Para demonstran meninggalkan halaman Mapolres dengan harapan besar: keadilan tidak berhenti di depan gerbang hukum.
Pewarta : Bk