Pamesi, Peristiwa24.id -
Aksi anarkis akibat sengketa lahan perkebunan kelapa sawit terjadi antara massa PT Sinar Inti Sawit (PT SIS) dan rombongan PT Palma Agung Bertuah di wilayah Desa Pamesi, Senin (22/12/2025) sekitar pukul 10.00 WIB. Peristiwa tersebut mengakibatkan sejumlah korban luka, termasuk luka berat, serta kerusakan belasan kendaraan.
Insiden bermula saat pihak manajemen PT Palma Agung Bertuah memasuki wilayah eks PT SIS dengan membawa rombongan untuk melakukan survei lahan dan pemanenan tandan buah segar (TBS). Namun, setibanya di lokasi, ratusan massa dari PT SIS telah bersiaga di beberapa titik.
Berdasarkan keterangan di lapangan, massa PT SIS diduga telah mempersiapkan berbagai benda berbahaya, seperti kayu yang dipasangi paku, ketapel, batu, senjata tajam, serta alat berat lainnya. Situasi memanas ketika terdengar teriakan provokatif “bakar-bakar” yang diduga berasal dari oknum petugas keamanan berseragam.
Tanpa didahului adu argumen, ratusan massa PT SIS yang jumlahnya jauh lebih banyak langsung menyerang kubu PT Palma Agung Bertuah yang hanya berjumlah puluhan orang dan tidak membawa senjata apapun. Serangan tersebut membuat rombongan PT Palma Agung Bertuah panik dan berusaha menyelamatkan diri.
Akibat kejadian tersebut, sebanyak 10 orang dilaporkan mengalami luka-luka, terdiri dari luka bacok, luka tusuk, luka ringan, hingga luka berat. Salah satu korban dilaporkan mengalami luka berat berupa putus jari tangan. Selain korban luka, massa juga merusak dan menghancurkan sebanyak 13 unit kendaraan roda empat milik rombongan PT Palma Agung Bertuah.
Adapun korban luka yang telah teridentifikasi antara lain Kasmin selaku Direktur Utama PT Palma Agung Bertuah, Ahmad Darmawan Damanik selaku Humas PT Palma Agung Bertuah, Arisman Waruwu, Zuliakhi Zaluhu, Alfin Zebua, Liberlianus Zebua, Zalukh u, serta Harefa. Dua korban lainnya hingga kini belum terkonfirmasi identitasnya.
Rasiman Manurung selaku Koordinator Lapangan PT Palma Agung Bertuah mengecam keras aksi kekerasan tersebut. Ia menyatakan pihaknya akan menuntut pertanggungjawaban penuh dari manajemen PT SIS atas insiden berdarah tersebut.
“Kami mengutuk keras aksi anarkis ini dan akan menempuh jalur hukum untuk mendapatkan keadilan,” ujar Rasiman Manurung kepada media.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari pihak PT SIS maupun aparat penegak hukum terkait penangan
(LINDA)
.png)


