Google Akui Sulit Capai Target Iklim, Emisi Justru Meningkat

Google Akui Sulit Capai Target Iklim, Emisi Justru Meningkat

Jumat, 04 Juli 2025, Juli 04, 2025
OPEN REKRUTMEN PARALEGAL!



Peristiwa24.id -


Laporan lingkungan tahun Google terbaru mengungkap bahwa emisi keseluruhan perusahaan ini telah meningkat 51 persen dibandingkan dengan tahun 2019. Peningkatan besar jejak karbon ini terjadi meskipun ada kemajuan yang dicapai Google dalam mengurangi emisi dari pusat data mereka dan upaya mengoperasikan dengan energi bersih 24 jam sehari 7 hari seminggu. 



Mengutip ESG Dive, Kamis (3/7/2025), Google memiliki target iklim yang jelas dan agresif, yaitu mengurangi separuh emisi Scope 1, 2, dan Scope 3 pada akhir dekade ini. Selain itu juga menjalankan semua operasional globalnya dengan energi bebas karbon 24/7 juga pada akhir dekade ini. 



Target itu mulai tercapai ketika tahun lalu raksasa teknologi ini berhasil mengoperasikan 66 persen operasional globalnya dengan energi bebas karbon. Namun, di sisi lain pertumbuhan bisnis mereka yang cepat menyebabkan peningkatan emisi lebih dari separuh dari angka dasar atau nilai acuan emisi di 2019.





Google menyebut, penurunan emisi pusat data perusahaan sebesar 12 persen pada 2024, tetapi permintaan listrik pusat data tersebut justru meningkat 27 persen karena kecerdasan buatan. Kendati mengalami tantangan yang makin kompleks dalam mencapai target iklim ambisiusnya, mereka mengatakan tetap berkomitmen untuk upaya dekarbonisasi. 





Google mencatat beberapa kendala signifikan dalam mencapai target iklim itu, termasuk berasal dari pertumbuhan internal (AI), faktor eksternal seperti kebijakan, infrastruktur global, dan kecepatan pengembangan energi bersih.





 Ini menunjukkan bahwa mencapai target iklim yang ambisius membutuhkan upaya yang jauh lebih besar dan kompleks daripada yang mungkin diperkirakan sebelumnya, bahkan bagi perusahaan sebesar Google. "Saat kita menuju tahun 2030, jelas bahwa tantangannya semakin kompleks dan penting untuk jujur mengenai hambatan yang kita hadapi," ungkap Kate Brandt, Chief Sustainability Officer Google. 





Selain itu, Brandt mengungkapkan komitmen saja tidak cukup, keberhasilan mereka sangat bergantung pada pengembangan infrastruktur energi bersih yang lebih luas dan cepat di tingkat global, yang di luar kendali langsung Google sendiri. Dalam laporannya, Google juga mengungkapkan menantangnya transisi energi global.




Perusahaan ini bilang, untuk mencapai skalabilitas dalam teknologi bebas karbon pada tahun 2030 akan sangat sulit. Skalabilitas di sini merujuk pada kemampuan untuk mengembangkan dan menerapkan teknologi yang tidak menghasilkan emisi karbon dalam skala yang sangat besar dan dengan cepat meski mereka proaktif berinvestasi pada solusi energi bersih. 




Google mengidentifikasi tiga alasan utama adopsi teknologi bebas karbon ini masih lambat, yakni masih dalam tahap awal, relatif mahal, dan kurang mendapat insentif dari struktur peraturan saat ini. Lebih lanjut, Google sendiri telah menemukan bahwa kunci untuk mengurangi jejak karbonnya secara signifikan terletak pada rantai pasok mereka.




Ini lantaran 60 persen dari emisinya berasal berasal dari operasional pemasok, terutama penggunaan listrik mereka Jadi dengan membantu pemasok beralih ke sumber energi bersih, itu menjadi cara paling efektif untuk mencapai tujuan iklim perusahaan secara keseluruhan.








Sumber : Kompas.com

TerPopuler