Medan,Peristiwa24.id
Sektor perbankan di Sumatera Utara (Sumut) menunjukkan perkembangan yang sangat positif.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara mencatat, berdasarkan data per Maret 2025, Rasio Kecukupan Modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) bank umum mencapai 29,73 persen, sementara Bank Perkreditan Rakyat (BPR) berada di angka 29,93 persen.
Kondisi ini mencerminkan kapasitas permodalan yang semakin kuat dalam mengantisipasi potensi risiko.
"Artinya, masyarakat dan pelaku usaha bisa merasa lebih tenang untuk menabung, berinvestasi, atau mengajukan pinjaman," ujar Kepala Kantor OJK Sumut, Khoirul Muttaqien, Selasa (3/6/2025).
Menurutnya, bank-bank di Sumut memiliki modal yang kuat sebagai "bantalan keuangan" yang memastikan keamanan walau menghadapi risiko. Rasio permodalan tersebut jauh di atas batas minimum yang diwajibkan.
Likuiditas atau kemampuan bank menyediakan uang tunai juga berada di posisi aman, sehingga bank siap melayani transaksi masyarakat dengan lancar.
Penyaluran kredit oleh bank di Sumut tumbuh sebesar 13,79 persen dibanding tahun lalu, lebih tinggi dari rata-rata nasional yang hanya 9,16 persen.
Sebagian besar kredit digunakan untuk kegiatan produktif seperti usaha, pabrik, dan investasi, bukan hanya konsumsi.
Beberapa sektor yang mencatat pertumbuhan kredit besar antara lain industri pengolahan, terutama minyak goreng sawit yang naik 52 persen, serta pertanian dan perkebunan, khususnya kelapa sawit.
Sektor energi juga tumbuh sangat tinggi, didorong oleh proyek listrik dan air di Medan, Deli Serdang, Asahan, dan Karo.
Selain itu, Kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan kredit rumah tangga juga mengalami peningkatan. Total kredit untuk UMKM mencapai lebih dari Rp81 triliun dengan pertumbuhan yang stabil.
Kredit konsumtif seperti KPR, pembelian kendaraan, dan kebutuhan pribadi juga meningkat, menandakan aktivitas rumah tangga di Sumut cukup bergairah.
Meski penyaluran kredit terus tumbuh, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio kredit bermasalah (NPL) yang rendah dan risiko kredit secara keseluruhan menurun. Hal ini menunjukkan bank tetap selektif dan berhati-hati dalam menyalurkan pinjaman.
Dana pihak ketiga atau simpanan masyarakat di bank juga terus meningkat, dengan total tabungan, deposito, dan giro mencapai Rp329,53 triliun.
"Paling besar berasal dari tabungan dan deposito," tutupnya.
Sumber: gosumut.com